(KEBUDAYAAN) Kota Pariaman Suku Minangkabau
Kota Pariaman Suku Minangkabau
Kota Pariaman ada sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatra Barat di Indonesia.
Asal mu asal kota pariaman sendiri
Dari beberapa sumber yang say baca,nama periaman sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab “barri aman” kata dalam bahasa arab tersebut memilik arti tanah daratan yang aman sentosa,
Dan ada juga kata pariaman kadang juga dianggap berasal dari “parik nan amana” yang artinya pelabuhan yang aman kerena kapal-kapal yang singgah untuk berdagang dapet dengan aman bertransaksi
Namun jauh sebelumnya, dari mana asal penduduk Pariaman. Jika dilihat masa lalu kota Pariaman, maka Pariaman merupakan salah satu daerah rantau dari Minangkabau, seperti halnya Padang, Pasisia, Tiku. Menurut struktur pemerintahan adat Minangkabau, rantau Pariaman dinamakan rantau Riak Nan Mamacah. Maksudnya, di mana harta pusakanya juga turun dari garis ibu. Sedangkan gelar (gala) pusaka, juga turun dari garis Bapak. Warisan gelar setelah berumah tangga turun dari bapak seperti Sidi, Bagindo dan
Sutan. Gelar itu merupakan panggilan dari keluarga isteri yang lebih tua dari umur isteri kepada seorang laki-laki. Warisan dari bapak ini hanya ada di Pariaman.
sampai sekrang pun budaya seperti itu masih di lakukan oleh orang Pariaman,
Pariaman sendiri termasuk dalam suku minangkabau, mari kita bahas sedikit tentang suku minangkabau,
Minangkabau itu bisa disingkat juga sebutan orang minang
Minangkabau, sering dikenal sebagai bentuk kebudayaan dari pada sebagai bentuk negara
yang perah ada dalam sejarah (Secara umum, perkataan Minangkabau
mempunyai dua pengertian, pertama Minangkabau sebagai tempat berdirinya kerajaan Pagaruyung. Kedua, Minangkabau sebagai salah satu kelompok etnis yang mendiami daerah
tersebut . Kerajaan Pagaruyung yang pada masa dahulu pernah menguasai daerah budaya Minang
kabau, tampaknya tidak banyak memberikan atau meninggalkan pengaruh yang nyata terhadap budaya rakyat Minangkabau sampai sekarang. Dewasa ini, kharisma
kerajaan Pagaruyung telah terlupakan begitu saja oleh masyarakat Minangkabau. Istilah Minangkabau tidak
lagi mempunyai konotasi sebuah daerah kerajaan, akan tetapi lebih mengandung pengertian sebuah kelompok etnis atau kebudayaan yang didukung oleh suku
bangsa Minangkabau.
Realias yang berkembang di tengah masyarakat (terutama orang luar Minangkabau, kata
Minangkabau sering diidentikkan dengan kata Sumatera Barat pada hal secara subtantif keduanya mempunyai makna yang berbeda. Perkembangan sejarah menunjukkan, bahwa daerah
geografis Minangkabau tidak merupakan bagian daerah propinsi Sumatera Barat ,Sumatera Barat adalah salah satu propinsi menurut administratif pemerintahan RI, sedangkan Minangkabau adalah teritorial menurut kultur Minangkabau yang daerahnya jauh lebih luas dari Sumatra Barat sebagai salah satu propins
Senibudaya
Hoyok tabuik adalah kesinan asal pariaman
Tabuik Tabuik merupakan salah satu perayaan adat terbesar di Pariaman, sunatra baratPesta ini diadakan setiap tahun pada bulan Muharram.
Yang disebut tabuik adalah bangunan menara dari bambu yang dihiasi kertas warna-warni.
Tabuik ini melambangkan tandu jenazah yang diusung oleh bouraq atau kuda bersayap, berbadan tegap, dan berkepala manusia (wanita cantik).
Menara tabuik terlihat sangat indah dengan bunga-bunga kertas raksasa di atasnya.
Di Pariaman, perayaan Tabuik sudah dimulai sejak tahun 1824.
Kala itu, Tabuik diadakan oleh para pedagang Islam dari Bengkulu dan Aceh bahkan dari India dan Arab.
Aslinya perayaan Tabuik merupakan tradisi meratapi gugurnya Imam Husein dalam perang di Padang Karbala (sekarang Irak).
Kini, tabuik sudah menjadi kegiatan pariwisata.
Dihoyak Rangkaian perayaan adat Tabuik di Pariaman diawali dengan upacara mengambil atau ma-ambiak tanah yang dilakukan pada tanggal 1 muharam.
Setelah itu acara menebang atau manabeh batang pisang. Kemudian mengarak atau mengarak jari-jari dan mengarak sorban atau ma-arak saroban, tabuik naik pangkat atau menyusun rangkaian menara tabuik.
Nah, puncaknya adalah menggoyang atau ma- boyak tabuik sambil diarak menuju Pantai Gondoriah di Pariaman.
Menjelang waktu Magrib, tabuik pun dirobohkan dan dibuang ke laut.