BAB I Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar
BAB I Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar A. PENDAHULUAN Tidaklah dapat disangkal, bahwa ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia-manusia spesialis yang tidak berpandangan luas. Para lulusan perguruan tinggi kita kurang mempunyai tempat yang sama untuk berpijak. Mereka relatif terlalu mengesampingkan bidang-bidang yang lain. Ini tidak berarti, bahwa mereka hams ikut campur bidang-bidang lain, tetapi agaknya keadaan ini yang membuat mereka seakan-akan buta akan bidang lain. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan lulusan perguruan tinggi dari semua jurusan dapat menjadi semacam “Lingua Franca” bagi akademisi dari berbagai lapangan ilmiah.Sehingga komunikasi lebih lancer yang selanjutnya akan memperlancar pembangunan negara diberbagai bidang. Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan memperhatikan: 1. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya,menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa 2. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari 3. Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat dibenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri 4. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan. B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM Secara khusus Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut: 1. Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam memiliki integritas kepribadian yang tinggi,yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia 2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain 3. Memiliki wawasan komprehensi dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baiksosial,ekonomi,politik,kebudayaan,maupun pertahanan keamanan 4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatan kualitasnya,maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya. Jadi, pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa,pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR Pengelompokkan tiga kelompok besar ilmu dan pengetahuan menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar,yaitu: 1. Ilmu-ilmu alamiah(natural science) Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.Dengan akurasi hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kedalam ilmu alamiah antara lain astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan mekanik 2. Ilmu-ilmu sosial (social science) Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Dengan akurasi hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar hanya mendekati kebenaran.Yang termasuk kedalam ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik demografi, psikologi, antropologi, sosial, sosiologi, hukum. 3. Pengetahuan budaya (the humanities) Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.Pengetahuan budaya (The Humanities)dibatasi sebagai pengetahuan yang menyangkup keunikan (disiplin) seni dan filsafat. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar (basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat: 1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya,sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru terutama untuk kepentingan profesi mereka 2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut 3. Mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dibidang disiplin masing-masing,tidak jauh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat 4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR Dua masalah pokok yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, ialah : 1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities),baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disipli dalam pengetahuan budaya. 2. Hakikat manusi yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah: • Manusia dan cinta kasih • Manusia dan keindahan • Manusia dan penderitaan • Manusia dan keadilan • Manusia dan pandangan hidup • Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian • Manusia dan kegelisahan • Manusia dan harapan Kedelapan pokok bahasan diatas termasuk kedalam karya-karya yang mencangkup dalam pengetahuan budaya.Ilmu Budaya dasar bukan hanya berupa ilmu sastra,ilmu tari,ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya.Namun Ilmu Budaya Dasar hanya mempergunakan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekati masalah-masalah kemanusiaan dan budaya. BAB II MANUSIA DAN KEBUDAYAAN A. Manusia Dalam kehidupan ini, manusia memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia(ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisik), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia(biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapta berdiri sendiri ( sosiologi). Makhluk yang selalu ingin mempunyai ekuasaan (politik). Makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat). Dan lain sebagainya. 1. Manusia terdapat 4 unsur yang saling terkait seperti: Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat di raba dan menempati ruang dan waktu Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak. Ruh yaitu : bimbingan dan pimpinan dari tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri Manusia terdiri dari : Id : bagian yang tidak tampak , yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex. Ego : merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain. Superego : merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Di bandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. B. Hakekat Manusia Terbagi menjadi 3 yaitu : a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh. b. Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, di raba, di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi. Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat, tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi. c. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya. Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya : 1. Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. 2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. 3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. 4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. 5. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. 6. Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral seperti: Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi) D. Pengertian Kebudayaan Menurut Melville J. herkovits dan Bronislaw Malinowski, Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai superorganic, karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal. G. Orientasi Nilai Budaya Menurut C, Kluckhohn Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu : Hakekat hidup manusia (MH) hakekat hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk memandang hidup,ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup” Hahekat karya manusia (MK) Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi. Hakekat waktu manusia (WM) Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang. Hakekat alam manusia (MA) Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin. Hakekat hubungan manusia (MN) Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra horizontal (sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri). Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya : a. Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut. b. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku. c. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. d. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan-landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan yang baru tersebut. e. Apabila unsur yang baru itu meniliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan. I. Kaitan Manusia Dan Kebudayaan Secara sederhana hungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu : Eksternalisasi: yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Obyektivitas: yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Internalisasi: yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan erat satu sama lain. BAB III KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Seni tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru. a. Prosa lama meliputi Dongeng-dongeng Hikayat Sejarah Epos Cerita pelipur lara b. Prosa baru meliputi Cerita pendek Roman/novel Biografi Kisah Otobiografi C. NILAI NILAI DALAM PROSA FIKSI Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain : Prosa fiksi memberikan kesenangan Prosa fiksi memberikan informasi Prosa fiksi memberikan warisan cultural Prosa memberikan keseimbangan wawasan D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsure dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan: Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan member kejelasan gambaran angan. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati. Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut: a. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya. b. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual. Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang. c. Puisi dan keinsyafan sosial Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk social, yang terlibat dalam issue dan problem social. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia social yang bisa berupa: Penderitaan atas ketidakadilan Perjuangan untuk kekuasaan Konflik dengan sesamanya Pemberontakan terhadap hukum Tuhan BAB IV MANUSIA DAN CINTA KASIH A. PENGERTAN CINTA KASIH Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadanninta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh betas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karcna itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. . Pengertian tentang cinta dikemukanakn juga oleh Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memilikki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia hams ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa bertiutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan setemsnya . Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan had dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka, semakin akrab. Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah ini akan nampak jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan kasih sayang yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu tidak akan terbentuk suatu keluarga, tak akan ada keturunan, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud asuhan, bimbingan, dan pendidikan teihadap anak. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam misalnya : 1. cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan. Dalam surat A1 Baqarah, Allah berfirman : dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah 2. cinta berdasarkan hawa nafsu. 3. cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, pemiagaan dan tempat tinggal. Hikmah cinta adalah sangat besar. Hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah : 1. Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan . Apakah seseorang akan menempuh cintanya-dengan cara yang terhormat dan mulia ? Ataukah ia akan meraihnya dengan cara yang rendah dan hina ? apakah ia akan beijual mahal dengan cintanya, ataukah biasa-biasa saja ? apakah ia benar-benar tertarik dengan kekasihnya, ataukah sekedar main-main saja ? semuanya dapat diketahui setelah ia mendapatkan rintangan dalam perjalannya. 2. Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau bukan karena cinta, tentu manusia tidak akan pemah terdorong gairah hidupnya untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Pendek kata kalau bukan karena fenomena cinta, tak akan pemah ada gerakan, kreasi dan apresiasi di dunia ini. Juga tak akan pemah ada pembangunan dan kemajuan 3. Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama didalam kelanjutan hidup manusia, dal am kenal-mengenal antar mereka. Juga untuk saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Ia mempakan modal utama di dalam mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang tersimpan di dalam keindahan alam, kehidupan dan kemanusiaan. 4. Fenomena cinta, jika diperhatikan mempakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan di segala penjum bumi. Cinta mempakan benih dari segala kasih dan sayang, dan segala bentuk persahabatan, dimanapun adanya B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA Cinta diri Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia teihadap dirinya sendiri ini, keceoderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, malalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan mempeiboiyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu scsungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri. Cinta seksual Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. la mempakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga : Dorongan seksual melakukan suatu i'ungsi penting, yaitu mclahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan. Cinta kebapakan Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modem berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan , dan merupakan faktor penting bagi kelasungan peran bapak dan kehidupan dan tetap tericenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat jelas dalam do’a Cinta kepada Allah Puncak cinta manusia, yang paling bening, jemih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja. tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah tnengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Ali Imran, 3:31) Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua mahluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya. Cinta kepada Rasul Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempuma bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Ra$ulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, beijuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelamah kesesatan menuju cahaya petunjuk. C. KASIH SAYANG Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa indonesia karangan W.J.S.Poerwadamiinta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.'Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang hannonis akan terjadi bila hal itu teijadi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Suatu kasus yang sering teijadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebaginya, dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya. Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan : (1) Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif. Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang teihadap anaknya baik bempa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat. (2) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif. Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang teihadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak. (3) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif. Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja. (4) Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau menggendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya. Asms Sani dalam sajaknya “surat dari Ibu” mengungkapkan betapa tulus cinta kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Coba anda perhatikan sajak Asrul Sani di bahwah ini. D. KEMESRAAN Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah beramah tangga. Kemesraan pada dasamya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta din. la mulai hidup untuk orang lain”. E. PEMUJAAN Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenamya. Apa sebab itu teijadi adalah karena Tuhan mencipta alam semesta. Seperti dalam surat Al-Furqon ayat 59 - 60 yang menyatakan, “ Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudia dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”. Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan F. BELAS KASIHAN Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga mac am cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. dan keliga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta cros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis normal yang cantik mcncintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan, sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan. Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT. G. CINTA KASIH EROTIS Cinta kasih kesaudaraan mcrupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta ksih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya saya kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempuma, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali mempakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya. Disamping itu terdapat pula faktor-faktor lain yang untuk banyak orang mempunyai arti sebagai cara-cara mengatasi keterpisahan, seperti bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi, tentang pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya, menampakkan diri dengan segi-segi keanehannya, mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia sekitar, semuanya itu dilaksanakan untuk mengatasi keterpisahan. Bahkan dengan memperlihatkan kemarahannya, kebenciannya, dan memperlihatkan kekurangannya menahan diri, semuanya dianggap bahwa telah dicapai intimitas. Hal ini dapat menerangkan adanya daya tarik perversi (busuk). Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Keinginan seksual dapat distimuli, dirangsang oleh ketakutan karena sepi, oleh keinginan untuk menaklukan atau untuk ditaklukan, oleh keangkuhan, oleh keinginan untuk menyakiti, bahkan oleh keinginan untuk memusnahkan. Semua itu dapat memberikan stimulasi yang sama beratnya dengan cinta kasih. Rupa-mpanya keinginan seksual dengan mudah dapat dicampuri atau distimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalani, sedangkan cinta kasih merupakan salah satu diantaranya. oleh karena bagi kebanyakan orang keinginan seksual senantiasa disamakan dengan gagasan cinta kasih, mereka mudah terbawa oleh kesimpulan yang salah bahwa mereka sedang mencintai dan mengasihi yang lain, sedangkan yang sebenamya teijadi ialah bahwa mereka saling menginginkan secara fisis. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu, hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan sifat-sifat yang rakus atau serakah dalam keinginan untuk menaklukan atau untuk ditaklukan, tetapi akan tercampur dengan kehalusan bertindak serta kemesraan. Apabila keinginan untuk penyatuan fisis tidak dirangsang oleh cinta kasih, apabila cinta kasih erotis tidak juga merupakan cinta kasih kesaudaraan, ia hanya akan membawa kita kepada penyaluari yang bersifat orgiastis (pesta pora) dan sementara saja. Daya larik scksual uniuk sementara waktu menimbulkan khayalan penyatuan. Namun tanpa cinla kasih, sebenamya penyatuan ini membiarkan dua orang using tclap berjauhan yang satu dengan yang lain seperti scbelumnya. Kadang-kadang hal itu menimbulkan rasa malu diantara mcrcka, bahkan menimbulkan rasa benei yang satu terhadap yang lain karena, apabila khayalannya tclah hilang, mcrcka lebih-lcbih mcrasakan kcasingan mcrcka yang satu terhadap yang lain. Kemesraan sama sckali bukan mcrupakan sublimasi naluri-naluri scksual seperti yang diyakini oleh Freud, mclainkan mempakan hasil langsung dari cinta kasih kesaudaraan, dan tcrdapal baik dalam bentuk-bentuk ecinla kasih fisis maupun psikis. Dengan mcmpcrhatikan pandangan-pandangan ini, maka dapat sampai kcpada pcndapat bahwa cinta kasih hanyalah mcrupakan pcrbuatan kemauan dan mcngikat diri saja schingga pada dasamya tidak usah dipcdulikan siapa-siapa kcdua orang yang tcrlibat di dalamnya. Apakah pemikahan itu diatur olch orang lain ataukah merupakan hasil pilihan individual, hal itu bukan menjadi soal. Yang terpcnting sesudah pemikahan itu dilangsungkan ialah bahwa perbuatan kemauan scharusnya menjamin keiangsungan cinta kasih. Pandangan ini rupa-rupanya mengabaikan ciri paradoks hakekat manusiawi dan cinta kasih crotis. Kita semuanya satu, namun tiap-liap diantara kita mcrupakan niahluk unik yang khas yang tidak Ida duplikalnya. Dalant hubungan kita dengan orang-orang lain, paradoks itu juga bcrlaku. Sejauh kita mcrupakan satu, kita dapat mcncintai dan mcngasihi tiap-tiap orang lain sccara sama dalam arti cinta kasih persaudaraan. Tetapi, sejauh kita dalam pada itu juga berbeda. cinta kasih crotis menurut adanya unsur-unsur sangat khas dan individual yang tcrdapal diantara beberapa orang icrlcntu saja, tetapi tidak pada semua orang. Dengan demikian maka. baik pandangan bahwa cinta kasih crotis mcrupakan atraksi individual bclaka rnaupun pandangan bahwa cinta kasih crotis itu tidak lain dari pada pcrbuatan kemauan, kedua-duanya benar, alau lebih tcpal jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain. Olch karena itu, gagasan bahwa hubungan pemikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bcrsukscs didalamnya, mcrupakan gagasan yang sartt sckali keliru dengan gagasan bahwa hubungan scmacam itu. di dalam kcadaan bagaimanapun, tidak bolch diputuskan.